Breaking News
Loading...

Jangan Terlena dengan SNMPTN

07:17
MEMANG sangat diharapkan jika seorang siswa kelas 12 SMA diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit apalagi tanpa tes. Pun juga diterima di jurusan yang juga lumayan menjanjikan atau memang secara umum banyak yang menginginkannya karena prospek yang cerah dan masa depan yang jelas.

Ketika seorang siswa melihat pengumuman di halaman/situs SNMPTN dan melihat namanya "diterima" di PTN tertentu,pastinya akan bahagia dan membuat bangga orangtuanya.

Akan tetapi, semua itu tidak instan dan serta merta bahwa semua siswa yang terdaftar dalam SNMPTN diterima di PTN. Persepektif ini tentu saja membuat paling tidak siswa down, males, galau atau bahkan tidak minat untuk lanjut kuliah tertutama di PTN. Tapi tenang, ini hanya persepektif saja kok, diresapi boleh tidak juga enggak masalah. Nah, apa sih sebenarnya SNMPTN itu?

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) adalah suatu jalur masuk Perguruan Tinggi Negeri dengan aspek penilaian: Nilai rapor, Ujian Nasional serta komponen lainnya menurut aturan masing-masing PTN. Dulunya ini disebut SNMPTN Undangan dan dulunya ada juga yang bilang Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK).

Setiap tahun sistem penerimaan mahasiswa baru selalu di-upgrade atau selalu ditingkatkan mutu, pelayanan serta kualitasnya. 2011 merupakan awal munculnya SNMPTN. Waktu itu saya masih duduk di bangku kelas 12 SMA, SNMPTN masih berformat SNMPTN Undangan.

SNMPTN Undangan hanya bisa diikuti siswa yang memiliki rangking 50% di kelas, dan yang menjadi aspek penilaian adalah nilai rapor semester 3-5. Namun waktu itu banyak siswa yang berpikiran kalau terdaftar dalam SNMPTN Undangan pasti diterima.

Yah, akhirnya milih jurusan ya sesuai dengan keinginan dan tren waktu itu. Hasilnya bisa diprediksi, banyak siswa yang gagal di SNMPTN Undangan dan hanya beberapa siswa yang diterima. Saya hitung satu kelas cuma 4-5 orang yang keterima, padahal yang bisa ikut 20 siswa.

Hal ini menggambarkan bahwa SNMPTN tidak bisa sekadar siswa menyetorkan nilai rapor, tetapi bagaimana mencari peluang sebesar mungkin dari sekian ratus ribu pendaftar. Nah, kebanyakan siswa ketika sudah unggul dalam nilai atau bahkan ranking satu paralel lupa bahwa sebenarnya persaingan bukan satu sekolah saja.

Bisa jadi dia memiliki rata-rata di atas 85, tetapi pas mendaftar di satu jurusan justru nilainya malah paling rendah. Tapi bisa juga siswa yang rata-rata 82 diterima dijurusan yang dia pilih. Hal inilah yang harus diperhatikan siswa kelas 12 sebelum mendaftar dan memilih jurusan di laman www.snmptn.ac.id.

Jika dilihat secara kasat mata SNMPTN terlihat menjanjikan. Dari semua kuota jalur masuk, jalur ini yang paling banyak menerima mahasiswa yakni 50% dari total kuota penerimaan. Namun, kebanyakan siswa tidak sabar dan ingin segera mendaftar di jurusan yang didambakan tanpa mempertimbangkan segala hal.

Dalam SNMPTN aspek yang dinilai adalah nilai raport, nilai UN, akreditasi sekolah, alumni, piagam/serifikat dan aspek lain menurut masing-masing PTN. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, SNMPTN kali ini mengalami peningkatan daya tampung dan jumlah pendaftar yang bisa mengikuti.

Namun, apakah hal tersebut semua siswa kelas 12 mengetahui? Yah, dalam hal ini perlu juga dari panitia untuk menyampaikan beberapa hal, minimal ya sosialisasi ke sekolah-sekolah. Pun juga ada anggaran dari pemerintah untuk membantu adik-adik melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal itu juga akan membantu siswa memahami aturan, ya setidaknya bisa mencari peluang untuk bisa lolos di jalur nasional tersebut. Yah, siapa sih yang enggak ingin lolos jalur bergengsi tersebut?

Satu hal yang menjadi perhatian lebih adalah nilai rapor dari semester 1-5. Memang aturan SNMPTN nilai rapor yang dicantumkan adalah dari semester 1 sampai dengan 5. Tetapi, dalam hal ini siswa tidak bisa mengetahui nilai siswa yang ada di sekolah lain. Hal inilah menurut saya yang menjadi kelemahan SNMPTN.

Siswa tidak bisa mengetahui nilai pesaingnya di sekolah lain dan akan sulit untuk memprediksikannya. Kalo pun dilihat dari tingkat ketetatan nilai rapor tahun lalu juga sulit karena nilai mengalami peningkatan atau penurunan dari siswa setiap tahunnya. Bisa jadi di jurusan A yang tahun sebelumnya nilai 80 masuk, mungkin tahun ini nilai tersebut malah berada di bawah yang keterima. Di atas sudah dijelaskan yang rata-ratanya di atas 85 tidak lolos, namun yang rata-ratanya 82 lolos.

Maka dari itu, saya mengimbau pada seluruh siswa kelas 12 baik SMA atau SMK yg menginginkan bangku kuliah melalui SNMPTN, pikirkanlah secara matang. Jika ingin lolos, ya cari peluang, pelajari, baca buku, baca koran, media sosial atau yang lainnya. Sekarang zamannya teknologi informasi, ya paling ngga tahu dikit lah mengenai info-info terkini seputar SNMPTN.

Pilihlah jurusan yang sesuai dengan kemampuanmu. Artinya sesuaikanlah dengan nilai rapormu, kemampuan analisa dan berpikirmu. Yah kalau ingin menyesuaikan dengan passionnya silakan. Karena suatu jurusan. Jangan sampai gara-gara tidak diterima di PTN, malah merusak masa depan dengan bunuh diri, minum racun atau dan sebagainya,naudzubillah.

Persiapkan dirimu untuk jalur lainnya seperti SBMPTN, Ujian Mandiri, dan sebagainya jika kamu benar-benar ingin masuk PTN. Jangan lupa minta restu orangtua, guru, teman agar jalanmu dimudahkan menuju masa depan yang lebih baik. Jangan terlena hanya dengan label, "Anda terdaftar sebagai peserta SNMPTN" yang memperlihatkan foto Anda berseragam di kartu peserta. 

Hamam Al Ghifary
Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya/Sastra Indonesia
Universitas Diponegoro (//ade)

source : www.okezone.com

0 komentar:

 
Toggle Footer